Bisnis Sengon (1) : Sembilan Alasan Penting Bisnis Sengon
Di tengah gegap gempitanya orang menanam sengon, baik skala perorangan maupun perusahaan, sebenarnya masih banyak yang menyisakan tanya, sejauh mana bisnis sengon menguntungkan? Pertanyaan ini penting untuk dijawab agar siapapun memahami sejak awal duduk persoalan bisnis sengon yang mereka geluti.
Sedikitnya ada Sembilan alasan kenapa bisnis sengon menjadi begitu penting untuk ditekuni;
1. Cepat Panen
Tidak seperti bisnis kayu keras lainnya, bisnis sengon itu cepat panen. Ini artinya cepat mendatangkan keuntungan. Hanya perlu waktu lima (5) tahun untuk bisa memanen. Bahkan, menikmati bisnis sengon bisa dimulai pada tahun ketiga (penjarangan tahap pertama, saat itu kita memanen 20% dari pohon tertananam) dan tahun keempat (penjarangan tahap kedua di mana kita memanen sebanyak 20%).
Bandingkan dengan menanam Jati yang memerlukan waktu 25 tahun untuk mencapai nilai keekonomian optimal, atau kayu-kayu kampung seperti Mahoni, Duren, Mindi yang memerlukan waktu minimal 10 tahun.
2. Investasi Murah
Siapapun bisa memasuki bisnis sengon. Ini disebabkan karena investasinya murah. Per hektare per tahun hanya membutuhkan investasi Rp5 juta, atau per hektare per lima tahun hanya Rp25 juta.Nilai investasi ini tentu diluar investasi tanah. Kalau kita hitung nilai tanah per ha Rp30 juta atau per m2 Rp3.000, maka total nilai investasi sampai panen hanya Rp55 juta.
Kunci penting bisnis sengon adalah cari lahan-lahan murah. Menanam sengon tidak perlu di lahan yang strategis (di pinggir jalan), atau lahan teknis (produktivitas tinggi, air melimpah). Carilah lahan-lahan kering, jauh dari jalan, atau perbukitan. Dengan begitu kita bisa mendapat harga lahan murah. Karena karakteristik sengon memang tidak perlu air banyak dan makin curam lokasi tanam makin baik.
3. Mudah Pemeliharaan
Memelihara sengon itu gampang. Masyarakat Desa yang sudah turun temurun menanam sengon secara tradisional, biasanya hanya memelihara sampai setinggi 2 meter, yang penting sudah tidak dijangkau oleh kambing (Kambing adalah musuh utama sengon pada tahun pertama), setelah itu benar-benar ditinggal dan lima tahun kemudian bisa panen. kenapa ini bisa terjadi? karena Sengon pada hakekatnya mudah memeliharanya. Pola pemeliharaan tradisional seperti ini tentu hasilnya tidak optimal, biasanya lima tahun hanya mendapapat diameter 15 Cm.
Sengon bisa hidup djenis tanah apa saja, kecuali tanah berlumpur. Sengon juga tidak membutuhkan air banyak. Cukup ketika menanam pas di musim hujan (biasanya Desember - Februari plus tiga minggu terakhir bulan April). Asal kena hujan minimal tiga kali dalam seminggu setelah ditanam Sengon bisa hidup normal.
4. Daya Hidup Tinggi
Sengon juga mempunyai karakteristik unik; Mempunyai Daya Hidup Tinggi. Menanam sengon tidak perlu risau, tidak perlu perlakuan khusus. Misalnya ketika dalam proses pengangkutan bibit ke lokasi tanam ada yang patah batang, Sengon masih bisa ditanam karena dalam waktu singkat bisa tumbuh trubus baru.
Kenapa Sengon punya daya hidup tinggi? Ini sangat terkait dengan kultur perakaran Sengon yang menghunjam ke dalam dan melebar ke samping. Bahkan antara besaran batang dan besaran akar hampir seimbang. Artinya kalau diamter batang 10 Cm, maka diameter akar juga hampir 10 Cm. Daya jangkau akar yang luas dan mendalam inilah yang menyebabkan Sengon mempunyai daya hidup yang tinggi, karena mempunyai jangkauan yang luas untuk mencecap makanan dari dalam tanah.
5. Penyakit Ganas tapi Mudah Ditanggulangi
Dari sekitar 12 jenis penyakit Sengon, hanya dua yang perlu diwaspadai; Karat Puru (kankernya Sengon) dan ulat Penggerek (Uter). Penyakit dan hama lainnya seperti Kambing, serbuan ribuan ulat, jamur nyaris lebih mudah ditanggulangi. Bahkan serbuan ribuan ulat yang sampai menghabiskan daun sampai 100% juga tidak perlu dirisaukan. penyakit tahunan ini bahkan menjadi hiburan tersendiri karena ketika serangan itu terjadi, kita seperti mendengar musik alam yang serempak "krak..krak..krak..." sangkin banyaknya ulat memakan daun dalam waktu bersamaan.
Kita bahas dulu hama Uter (ulat penggerek). Jenis ulat ini mulai memakan batang sejak umur 0 tahun. Biasanya mereka masuk ke batang, kemudian memangsa habis bagian tengah sebagai inti sel penyalur makanan dari akar. Akibatnya pohon mengalami layu batang pada daun bagian atas, akibat suplai makanan terhenti. Tapi saat menyerang batang berumur 3-5 tahun menyebabkan batang berlubang tapi tidak sampai menyebabkan kematian. Hanya menyebabkan harga jual berkurang Rp200 ribu per m3.
Hama ini mudah sekali diketahui gejalanya. Kalau pohon tiba-tiba layu dan ada lubang kecil di batangnya, itu tanda Sengon terserang Uter. Nah, kalau lihat gejalanya segera lakukan pencegahan, caranya kupas kulit batang Sengon dari atas sampai bawah, laiknya orang telanjang. Cara ini terbukti bisa mencegah Uter sampai 98%. Menelanjangi pohon menyebabkan inti batang menjadi panas. Dan akan menyebabkan Uter mati secara per lahan. Dan lobang batang akan tertutup kembali.
Uter juga bisa dicegah dengan cara dikorek pada lubang yang terkena hama sampai ketemu ulatnya (biasnya berwarna coklat) kemudian disemprot dengan insektisida. Uter biasanya menyerang hanya 10% saja dari Sengon tertanam. jadi mudah dilokalisir dan segera dicegah.
Bagaimana dengan Karat Puru? Di Jawa Timur hanya dalam enam bulan sebesar 120 ribu hektare kebun Sengon mati. Dan penyakit ganas ini sudah mewabah secara hebat ke Jawa tengah, jawa Barat, dan Bali. Sebaran penyakit ini selalu muncul di mana sentra Sengon berkembang. Dan sebaran ini di bawa oleh angin, kayu panenan atau bibit dari daerah yang sudah terserang.
Tapi mari kita lihat bagaimana masyarakat Ciamis menanggulangi Karat Puru dengan cara mereka. Hanya dengan larutan yang sangat sederhana, penyakit ini bisa dibasmi sampai 92%.
Meski ganas, Karat Puru juga mudah diketahui gejalanya. Muncul bintil-bintil hitam di daun. Lalu apa yang pekebun Ciamis lakukan? Begitu muncul bintil-bintil pada daun, daun kemudian dipangkas dan dikubur (jangan dibakar). Setelah itu Daun disemprot dan batang dicat dengan campuran tiga jenis zat, yaitu Kapur (1 Kg), garam (0,1 Kg) dan Air (10 liter untuk semprot daun dan 5 liter untuk labur batang). Lakukan dua minggu sekali. Dengan cara ini Karat Puru bisa dicegah secara sempurna.
Riset yang dilakukan Litbang Departemen Kehutanan selama 10 tahun memperkuat temuan di Ciamis. Setelah pusing tidak kunjung menemukan obatnya, Departemen kehutanan akhirnya mengakui kalau cara yang dilakukan masyarakat Ciamis terbukti manjur dan cespleng.
6. Pasar Rakus Melahap
Menjual kayu Sengon itu seperti menjual kacang. Begitu panen, gampang menjualnya, diburu pasar dan ini yang penting dibayar cash di tempat. Pertanyaannya kenapa pasar memburu kayu Sengon? Ini terjadi karena antara tingginya kebutuhan akan kayu dan pasokan kayu selalu ada jurang yang begitu lebar. Setiap hari 12 perusahaan kayu skala besar yang hanya mengolah Sengon, menggiling kayu Sengon secara lahap. Sementara Sengon bisa dipanen lima tahun. Jadi menjadi hal yang wajar kalau mereka selalu kekurangan bahan baku.
Setiap tahun, ke 12 perusahaan itu selalu meningkatkan kapasitas produksi rata-rata 20% di tengah pasokan kayu yang terus mengalami kekurangan. Ini yang menyebabkan kebutuhan akan kayu Sengon terus tinggi.
Serbuan perusahaan kertas dari luar Jawa yang merelokasi pabriknya ke Jawa hanya untuk memburu bahan baku dari Sengon juga yang menyebabkan kebutuhan Sengon terus tinggi. Kebijakan Pemerintah yang makin membatasi kayu hutan dan mendorong kayu budidaya akibat desakan dunia barat sebagai tujuan ekspor kayu Indonesia juga memicu lonjakan kebutuhan kayu budi daya seperti Sengon di Indonesia.
PT SGS sebaga ipemain Sengon terbesar di Indonesia memprediksi bahwa dalam 5-10 tahun yang akan datang, kebutuhan kayu Sengon naik sampai 10 kali lipat dari kebutuhan sekarang, akibat negara tujuan ekspor hanya mau menerima kayu dari hasil budi daya.
7. Secara Bisnis Sangat Menguntungkan
Seuntung apa kalau kita bisnis Sengon? Per ha, dengan jarak tanam 1X3 (3.300 pohon per ha), kita panen tahun ke 5 sebesar 60% dari pohon tertanam, diameter batang 30 Cm ke atas dan harga jual Rp500 ribu per m3, maka keuntungan bersih per ha Rp920 juta. Di mana total investasi hanya Rp55 juta. Jadi keuntungan Sengon itu berlipat-lipat.
Kondisi ini bisa kita capai kalau kita menerapkan budi daya dengan sistem Intensifikasi Tinggi. Ukurannya? Rumput selalu dibersihkan 3 bulan sekali dari batang pokok melingkar berdiameter 1 meter dari pusat batang dan memupuk NPK tiap 4 bulan sekali. Dengan perlakuan ini per tahun tambahan batang rata-rata 7-10 Cm per tahun.
Pergerakan harga sengon juga selalu naik tajam. Dua tahun lalu kayu sengon diameter di bawah 20Cm masih dianggap kayu bakar atau dijual dengan harga Rp50 ribu per m3. Enam bulan lalu untuk ukuran yang sama sudah menembus angka Rp300 ribu per m3. Sekarang untuk ukuran yang sama harga jual per m3 sudah menembus angka Rp600 ribu. Sementara yang diameter di atas 30 Cm di jawa Tengah sudah menembus angka Rp1 juta per m3 dari harga rata-rata nasional Rp800 ribu per m3.
Selama ini PT SGS hanya menerima kayu berdiameter minimal 13 Cm. Istilahnya kayu tebangan harus mengikuti spek mesin. Tahun depan PT SGS mengubah strategi dan akan memodifikasi mesin secara besar-besaran sehingga nantinya mesin yang menyesuaikan kondisi kayu. Dengan strategi ini PT SGS akan menerima kayu tidak lagi di diameter terkecil 13 Cm, tapi kayu berdiameter 8 Cm.
Kini perusahaan kertas juga memburu kayu Sengon berumur 3 tahun, karena masih muda. Dan tidak hanya batangannya saja yang dibeli, tapi juga sekaligus ranting-rantingnya. Lebih rakus dan tentu ini surga bagi pekebun Sengon.
8. Pajak Panen Kecil
Ketika kita panen Sengon pajak hanya diberikan ke negara maksimal sebesar 5% lewat institusi kelurahan. Bandingkan dengan Jati yang perlu izin sampai Kapolres, Dandim, Kapolsek, Koramil, Kecamatan dan kelurahan dengan total jenderal pajak yang harus kita gelontorkan mencapai 30%-40%.
9. Penyelamat Lingkungan
Alasan ini yang penting; Menyuburkan dan menghijaukan Bumi. Menanam sengon itu bisa makin menyuburkan tanah, menjaga sumber-sumber air dan tentu menghijaukan bumi. Berbeda dengan kayu keras lainnya seperti Jati yang merusak humus tanah. Makanya bisnis sengon itu sangat mulia.
Maka dari itu, segeralah masuk ke Bisnis Sengon. Karena kita akan mendapat tiga hal sekaligus; Pemberdayaan masyarakat, Untung besar dan menyuburkan tanah.
*) Guntoro Soewarno, Direktur Utama PT Raja Sengon Indonesia, Trainer soal Budi Daya Sengon di beberapa BUMN, tinggal di Purwakarta. dari www.rajasengon.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar